Kisah Salmi Usai Memanggul Senjata
NAGAN RAYA – Pagi itu langit diselimuti mendung. Dan tak lama, gerimis mulai turun Salmi mengotak-atik mesin bot tua. Sekujur tubuhnya bermandikan peluh bercampur air hujan. Salmi lahir Pemuda 26 Agustus 1982 di Desa Kila, Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya. Orang-orang memanggilnya Salmi Kila. Meski berusia muda, dia terlibat aktif di Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Di masa-masa konflik tersebut, dia menjabat sebagai penasehat GAM Sagoe Tengku Chik Dikila. Itu dulu. Sekarang Salmi lebih suka berkutat dengan mesin ketimbang senjata. Masa peperangan usai, dan kini energi besar dalam dirinya disalurkan untuk membantu masyarakat dengan cara berbeda. “Mesin lama, sudah beberapa kali diperbaiki, tapi belum bisa pake juga,” ujar Salmi sembari memutar salah satu mol yang melekat di mesin buatan Jepang itu. Meski sudah tua, mesin tersebut harus diperbaikinya. Tanpa mesin itu, banyak aktivitas warga terhenti. Salmi mengendalikan mesin dan sebuah rakit penyeberangan yang menjadi nadi