YANG TIDAK TERGAPAI (PART 1)
Malam ini, malam yang cerah saat aku memandang langit, aku hanya bisa tersenyum saat mengingat momen bersama dirinya. Tidak, aku sekarang seorang pengecut, pengecut yang meninggalkan siang dan menghindar terus menerus dari sinar matahari demi manjaga egoku yang ku anggap tak pernah bersalah atau sebaliknya.
Iya, aku bukan seorang vampir yang takut sinar matahari, aku adalah Dian Afrizal, seorang anak laki- - laki yang lahir 25 tahun yang lalu, hidupku pada masa kecil normal seperti anak lain, tapi semua berubah saatku mulai mengenal yang namanya Asmara, semua merubah pola hidupku yang dulu luguh berevolusi menjadi moster, sudahlah aku tidak mau lagi menceritakan masa laluku yang jelas masa lalu di penuhi amarah dan cacian yang sampai saat ini ku jadikan karma yang menimpaku hingga orang- orang yang ku cintai dan sayangi dengan serius meninggalkanku.
Hari ini tepat, saatku melihat foto itu, aku tersenyum dengan hati yang luka, aku kembali mengingat kenangan 4 tahun lalu dimana orang yang ku jaga dan rela ku korban semua untuknya pergi melanjutkan hidup bersama orang lain, apakah hari ini akan terulang lagi semua dengan alasan yang sama yaitu kebodohanku, tapi tidak.... kali ini bukan kebodohanku, semua telah kucoba dari mendekatinya dan terus membuat tersenyum dan rela kubuang kebiasaan burukku demi dia, iya Dia, seorang wanita yang membuatku tidak tenang tidur malam dan selalu hadir di setiap mimpiku. Aku selalu berhayal sambil berharap kalau dia adalah pendampingku di pelaminan, tapi semua sirna saat kutahu semua tentang dirinya dan rasa sayang dia terhadap diriku. Oh Tuhan Apakah ini karma yang ku terima atas sikapku dulu saat masih mengenakan Putih abu - abu?
Aku terbangun, pahit dan rasa beku di hatiku yang sangat kuat, bukan karena dingin tapi itu karena dia, aku tak tahu harus bercerita pada siap dan memulai dari mana, tapi kupaksakan menulis ini semoga di sadar seberapa sayangnya aku pada dirinya.
Aku terbangun, pahit dan rasa beku di hatiku yang sangat kuat, bukan karena dingin tapi itu karena dia, aku tak tahu harus bercerita pada siap dan memulai dari mana, tapi kupaksakan menulis ini semoga di sadar seberapa sayangnya aku pada dirinya.
(bersambung..................)